Jakarta — LiputanJatimBersatu,com. Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menggelar audiensi resmi dengan istri dan keluarga diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan (39), pada Rabu (26/11/2025) siang. Pertemuan yang dijadwalkan berlangsung pukul 13.00 WIB itu digelar sebagai respons atas permintaan keluarga untuk mendapatkan penjelasan langsung dan lengkap terkait perkembangan serta hasil penyelidikan kematian Arya. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, membenarkan adanya agenda audiensi tersebut. Ia menjelaskan bahwa pertemuan ini bertujuan memberikan paparan komprehensif terkait rangkaian penyelidikan yang sudah dilakukan penyidik sejak awal kasus mencuat. “Iya benar untuk audiensi jam 13:00 WIB. (Yang diundang) sementara keluarga dan orang tua yaitu istri dan ayah korban,” ujar Budi dalam keterangannya, Rabu (26/11/2025). Undangan audiensi ditujukan kepada istri almarhum, Meta Ayu Puspitantri, serta ayahnya, Subaryono. Sementara dari pihak keluarga, kuasa hukum korban, Dwi Librianto, mengonfirmasi bahwa keluarga siap hadir, meski kondisi kesehatan istri Arya masih menjadi pertimbangan. “Benar,” singkat Dwi saat dikonfirmasi. Sebelumnya, Polda Metro Jaya menegaskan komitmen penuh terhadap transparansi dalam penanganan kasus ini. Kasubdit Penmas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, menyampaikan bahwa penyidik siap menunjukkan seluruh alat bukti yang telah dikumpulkan, termasuk rekaman asli dari 20 kamera CCTV yang merekam jejak terakhir Arya Daru Pangayunan. “Penyelidik siap menunjukkan seluruh alat bukti yang ditemukan oleh penyelidik di depan keluarga. Tidak ada yang ditutup-tutupi, tidak ada framing barang bukti,” kata Reonald pada Kamis (2/10/2025). Reonald mengatakan audiensi ini merupakan lanjutan dari komunikasi intensif antara penyidik dengan keluarga untuk menyinkronkan jadwal. Ia menegaskan bahwa penyidik ingin memastikan seluruh penjelasan tersampaikan secara langsung dan menyeluruh. “Kalau memang dari pihak keluarga minta diputarkan, akan diputarkan oleh penyelidik di depan keluarga. Semuanya akan dijelaskan secara gamblang, tanpa ada yang disembunyikan,” imbuhnya. Dalam keterangannya, Reonald kembali menegaskan bahwa penyelidikan kasus kematian ADP sejak awal diawasi langsung oleh empat lembaga negara, yakni Kompolnas, Komnas HAM, Kemenko Polhukam, serta Kementerian Luar Negeri. Pengawasan multipihak ini dilakukan untuk memastikan objektivitas, transparansi, dan akuntabilitas proses penyelidikan. Hingga saat ini, penyidik telah memeriksa sedikitnya 24 saksi, termasuk dua individu berinisial V dan D yang diketahui merupakan orang terakhir yang bersama Arya. Selain itu, penyidik juga telah memeriksa sopir taksi yang mengantarkan Arya pada malam sebelum ia ditemukan meninggal. “Termasuk sopir taksi dengan salah satu brand di Jakarta dan nomor taksi yang sudah disebutkan Pak Direktur saat rilis. Itu semua sudah diambil keterangannya oleh penyelidik,” jelas Reonald. Keluarga Arya Daru Pangayunan disebut sangat menantikan penjelasan langsung dari penyidik. Keluarga berharap melalui audiensi ini mereka dapat memperoleh gambaran lengkap, mulai dari hasil analisis rekaman CCTV, keterangan saksi, hingga penjelasan teknis terkait penyebab dan kronologi kematian Arya. Hingga berita ini diturunkan, audiensi masih berlangsung secara tertutup di lingkungan Polda Metro Jaya. Pertemuan hari ini menjadi momentum penting untuk menjawab berbagai pertanyaan yang selama ini berkembang, baik di tengah keluarga maupun publik, terkait misteri di balik wafatnya diplomat muda yang dikenal berprestasi itu. ( Eko Andhika)
Day: November 26, 2025
Polisi Terima Laporan Dugaan Perzinahan Artis IR, Bukti Awal Masih dalam Tahap Pemeriksaan Awal
Jakarta — LiputanJatimBersatu,com. Kepolisian membenarkan adanya laporan terkait dugaan perzinahan yang diduga melibatkan artis berinisial IR. Laporan tersebut resmi diterima pada Sabtu, 22 November 2025, dan mulai ditangani pada awal pekan ini oleh jajaran Polda Metro Jaya. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Budi Hermanto menjelaskan bahwa laporan baru tersebut masuk ke Renim Subdit Renakta pada Senin (24/11/25). “LP baru diterima Renim Subdit Renakta kemarin Senin (24/11/25),” ujar Kombes Pol. Budi Hermanto, Selasa (25/11/25). Menurut Budi, hingga saat ini belum ada rencana pemanggilan terhadap terlapor maupun saksi. Tahapan penyelidikan masih berada pada fase awal setelah laporan resmi dicatat oleh pihak kepolisian. “Belum ada rencana pemanggilan. Masih dalam tahap telaah laporan terlebih dahulu,” ujarnya. Kombes Pol. Budi turut menerangkan bahwa pelapor datang sambil membawa sejumlah bukti yang diklaim berkaitan dengan dugaan perzinahan tersebut. Namun, seluruh bukti itu belum masuk dalam proses analisis penyelidik, lantaran belum diserahkan secara resmi. “Belum diserahkan ke penyidik, hanya diperlihatkan saat membuat laporan,” jelasnya. Ia menegaskan bahwa untuk menindaklanjuti kasus ini, penyelidik perlu terlebih dahulu memverifikasi kelengkapan bukti, memastikan unsur pidana, dan melakukan gelar awal sesuai prosedur. Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian masih menunggu pelapor menyerahkan bukti secara resmi untuk diproses lebih lanjut. Sementara itu, artis IR belum memberikan pernyataan publik terkait laporan yang menyeret namanya. Kasus ini mendapat perhatian luas mengingat nama IR dikenal publik sebagai salah satu figur hiburan tanah air. Aparat kepolisian mengimbau agar masyarakat menunggu hasil penyelidikan resmi serta tidak berspekulasi, mengingat proses hukum masih berjalan pada tahap awal. ( Eko Andhika)
FRIC Prihatin atas Bencana Alam di Nusantara: Keselamatan dan Kesejahteraan Rakyat Jadi Prioritas Utama
Jakarta, LiputanJatimBersatu,com. Fast Respon Indonesia Center (FRIC) menyampaikan keprihatinan mendalam atas rangkaian bencana alam yang melanda berbagai wilayah di Indonesia sepanjang tahun 2025. FRIC menegaskan bahwa keselamatan dan kesejahteraan masyarakat harus menjadi prioritas utama pemerintah dan seluruh elemen bangsa. Ketua Umum FRIC menyampaikan bahwa bencana alam yang terjadi secara beruntun di berbagai daerah menunjukkan pentingnya penguatan sistem mitigasi dan kesiapsiagaan nasional. “Tahun ini, bencana alam terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, mulai dari banjir, tanah longsor, gempa bumi, hingga kebakaran hutan dan lahan. Kondisi ini membutuhkan perhatian serius dan respons cepat dari semua pihak,” ujar Ketua Umum FRIC dalam keterangannya. Adapun sejumlah bencana yang menjadi sorotan FRIC antara lain: 1. Banjir dan tanah longsor di Pekalongan 2. Banjir di Demak 3. Banjir di wilayah Jabodetabek 4. Gempa bumi di Bengkulu 5. Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sulawesi Selatan 6. Tanah longsor di Banjarnegara 7. Erupsi Gunung Semeru 8. Banjir di Sumatera Barat 9. Banjir dan longsor di Tapanuli Tengah Serta beberapa wilayah lain yang juga terdampak bencana hidrometeorologi dan geologi. FRIC mendorong pemerintah pusat dan daerah agar terus meningkatkan kesiapsiagaan serta memastikan bantuan kemanusiaan tersalurkan dengan cepat dan tepat sasaran. “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca saat ini, terutama potensi curah hujan tinggi yang dapat memicu banjir dan longsor,” tambahnya. Sebagai bentuk komitmen kemanusiaan, FRIC menyatakan kesiapan untuk terlibat langsung dalam aksi-aksi kemanusiaan. “FRIC siap berperan aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana,” tegas Ketua Umum FRIC.
Ketua FRIC DPW Jatim Soroti Tajam Lambannya Polres Sampang Tangani Kasus Pencurian Uang di Dalam Jok Motor
Sampang, LiputanJatimBersatu.com Kinerja Polres Sampang kembali menjadi sorotan publik. Ketua Fast Respon Indonesia Center (FRIC) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jawa Timur secara tegas mengkritisi lambannya penanganan kasus pencurian uang di dalam jok sepeda motor yang menimpa seorang warga di Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang. Peristiwa pencurian tersebut dilaporkan terjadi di Jalan Raya Komis, Desa Komis, Kecamatan Kedungdung 18/09/2025. Korban mengaku kehilangan sejumlah uang yang disimpan di dalam jok sepeda motor. Usai kejadian, korban langsung melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Sampang dengan harapan kasusnya segera ditindaklanjuti. Namun hingga waktu yang cukup lama, korban menyatakan belum melihat adanya perkembangan berarti dalam proses penyelidikan. Tidak adanya pemberitahuan resmi terkait perkembangan kasus tersebut memicu kekecewaan mendalam dari pihak korban. Ketua FRIC DPW Jawa Timur, Imam Arifin yang dikenal dengan sebutan Anugrah menilai bahwa lambannya penanganan perkara ini mencerminkan lemahnya kinerja aparat penegak hukum dalam melindungi hak-hak masyarakat. “Kami sangat menyayangkan sikap Polres Sampang yang terkesan lamban dan tidak transparan. Kasus ini bukan perkara sepele. Ini menyangkut rasa aman dan keadilan masyarakat kecil,” tegasnya. Kami dari FRIC DPW Jatim mendesak Kapolres Sampang untuk segera mengevaluasi kinerja penyidik yang menangani perkara tersebut serta memastikan proses hukum berjalan secara profesional, transparan, dan akuntabel. Menurut Imam, jika kinerja aparat tidak segera diperbaiki, hal ini berpotensi menurunkan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian secara luas, khususnya di wilayah Kabupaten Sampang. “Kami mendorong agar Propam Polda Jawa Timur turut melakukan pengawasan terhadap penanganan perkara ini, agar tidak terkesan ada pembiaran atau pengabaian laporan masyarakat,” lanjutnya. Hingga berita ini diterbitkan oleh media LiputanJatimBersatu.com pihak Polres Sampang belum memberikan tanggapan resmi atas sorotan yang dilayangkan oleh FRIC DPW Jawa Timur. @H. Julianto
SPN Polda Jatim Gelar Lomba Presentasi Hasil Pembelajaran Live In
MOJOKERTO – Suasana Aula Bhayangkara Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jawa Timur terasa berbeda pada Selasa (25/11/2025) pagi. Para siswa Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba) Polri T.A. 2025 tampak antusias memaparkan hasil pembelajaran mereka. Hari itu, SPN Polda Jatim menggelar kompetisi presentasi hasil pembelajaran Live In, sebuah metode pembelajaran di mana calon anggota Polri terjun dan tinggal langsung bersama masyarakat. Kegiatan ini merupakan puncak dari rangkaian Latihan Kerja (Latja) dan Live In yang telah dilaksanakan pada 3 hingga 8 November 2025 lalu. Sebelumnya, sebanyak 247 siswa disebar ke Lima Polres jajaran Polda Jatim, yakni Polres Blitar Kota, Polres Kediri, Polres Nganjuk, Polres Lamongan, dan Polres Gresik. Selama periode tersebut, para siswa menjalani Lima hari Latja teknis kepolisian dan satu hari Live In untuk menyelami kehidupan sosial warga. Meski durasi Live In terbilang singkat, antusiasme para siswa dalam mempresentasikan hasil observasi mereka sangat tinggi. Di hadapan dewan juri, mereka menyajikan data komprehensif melalui video dokumenter, slide paparan menarik, hingga laporan tertulis yang mendalam. Kualitas penilaian pun tak main-main. Dewan juri dipimpin langsung oleh Kepala SPN Polda Jatim, Kombes Pol Agus Wibowo, S.I.K., didampingi Wakil Kepala SPN AKBP Dody Indra Eka Putra, S.I.K., M.H., para Pejabat Utama (PJU), Komandan Batalyon (Danyon) Pengasuh, hingga Tim PID SPN Polda Jatim. Rangkaian lomba dibuka oleh Kepala Korps Siswa (Kakorsis), AKBP Agung Setyono, S.S., M.H. Dalam sambutannya, AKBP Agung menegaskan bahwa kompetisi ini bukan sekadar adu visual presentasi, melainkan uji substansi karakter calon Bhayangkara. AKBP Agung mengatakan kegiatan lomba ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana para siswa mampu menyerap nilai-nilai kehidupan di tengah masyarakat. “Penilaian kami sangat ketat, meliputi aspek adaptasi sosial, bagaimana disiplin dan sikap mereka saat berbaur dengan warga, hingga inisiatif sosial yang mereka lakukan,” ujar AKBP Agung. Ia menambahkan, poin krusial lainnya adalah kepemimpinan, kualitas laporan tertulis, serta kemampuan public speaking dalam presentasi akhir. “Seorang Polisi modern harus mampu menganalisa masalah sosial dan menyampaikannya dengan baik,” imbuhnya. Setelah melalui sesi presentasi yang ketat dan tanya jawab kritis antara peserta dengan dewan juri, akhirnya terpilih Tiga regu dengan nilai tertinggi. Prestasi tersebut diraih oleh Regu Live In Peleton 2 Kompi A, Regu Live In Peleton 2 Kompi B, dan Regu Live In Peleton 2 Kompi C. Para pemenang dijadwalkan akan menerima penghargaan berupa piagam dan trofi yang akan diserahkan pada momen sakral ‘Malam Pengantar Tugas’, sekira bulan Desember 2025 mendatang. Menutup kegiatan, Kepala SPN Polda Jatim, Kombes Pol Agus Wibowo, S.I.K., memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh siswa. Kombes Agus menekankan bahwa satu hari pelaksanaan Live In memiliki dampak jangka panjang bagi pembentukan karakter polisi yang humanis. “Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh siswa atas kelancaran dan kesuksesan pembelajaran di lima Polres jajaran. Meskipun Live In hanya satu hari, namun esensinya sangat dalam,” ungkap Kombes Pol Agus. Ka SPN Polda Jatim ini menegaskan kegiatan Live In diharapkan mampu menumbuhkembangkan nilai-nilai empati, toleransi, dan tanggung jawab sosial para siswa yang kelak akan dilantik menjadi anggota Polri. Kombes Agus mengingatkan, dengan terlibat langsung dalam aktivitas sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat, para siswa sedang belajar menjadi seorang Bhayangkara yang peka dan empati. “Di lapangan kita dituntut menerapkan komunikasi efektif dan kerja sama tim. Lebih dari itu, setiap pengambilan keputusan harus berbasis nilai empati moral dan etika profesi. Inilah bekal siswa saat nanti benar-benar bertugas melayani masyarakat,” pungkasnya.
Makna Logo Jaga Lembur Sauyunan Polda Jawa Barat
Kapolda Jabar Irjen Pol. Rudi Setiawan melalui Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Hendra Rochmawan S.I.K., M.H menyatakan bahwa Polda Jabar resmi memperkenalkan logo Jaga Lembur Sauyunan sebagai identitas program penguatan keamanan berbasis komunitas (Comunity policing) di wilayah Jawa Barat. “Logo ini dirancang dengan mengusung nilai budaya sunda, profesionalisme Polri serta komitmen pelayanan keamanan berbasis kemitraan bersama masyarakat.” ujar Kombes Hendra, Rabu (26/11/2025) Logo ini disusun dengan sejumlah unsur yang memiliki filosofi mendalam diantaranya : 1. Bentuk Perisai Bentuk dasar logo menyerupai perisai, melambangkan perlindungan dan ketangg uhan aparat kepolisian dalam menjaga keamanan masyarakat Jawa Barat. Perisai juga menjadi simbol siap siaga menghadapi segala ancaman. 2. Angka “24/7” Angka ini bermakna siaga penuh selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Menunjukkan bahwa personel Polda Jawa Barat selalu hadir kapan pun masyarakat membutuhkan, tanpa mengenal waktu. Warna Hijau (2): Melambangkan ketenangan, harapan, dan kedamaian yang diupayakan melalui kehadiran polisi di tengah masyarakat. Warna Kuning (4): Simbol energi, semangat, dan loyalitas dalam menjalankan tugas. Warna Biru (7): Mewakili profesionalisme, kepercayaan, dan integritas aparat kepolisian. 3. Lambang Roda Bergigi Roda melambangkan kerja sama dan sinergi antar satuan, juga menggambarkan pergerakan yang terus berputar tanpa henti, menandakan kesiapsiagaan berkelanjutan dalam menjaga keamanan. 4. Tulisan “SAUYUNAN” Kata “Sauyunan” berasal dari bahasa Sunda yang berarti gotong royong atau kebersamaan. Ini mencerminkan semangat solidaritas dan kolaborasi antara Polri dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. 5. Tulisan “JAGA LEMBUR” dan Kepala Macan Hitam “Jaga Lembur” berarti menjaga kampung atau desa, menggambarkan kedekatan polisi dengan masyarakat di tingkat akar rumput. Macan Hitam adalah simbol khas Jawa Barat yang melambangkan keberanian, kekuatan, dan ketegasan dalam menjaga wilayahnya. Macan dengan mulut terbuka menunjukkan kesiapan bertindak cepat terhadap segala ancaman keamanan. 6. Kujang di Sisi Kanan dan Kiri Kujang adalah senjata tradisional khas Sunda, simbol kehormatan, keberanian, dan identitas budaya Jawa Barat. Kehadirannya menegaskan bahwa Polda Jabar berakar kuat pada nilai-nilai lokal sambil menjaga keamanan secara modern. 7. Warna Merah dan Kuning pada Pita Merah: Keberanian, semangat juang, dan pengorbanan. Kuning: Kejayaan, keadilan, serta niat baik dalam pengabdian kepada masyarakat. “Makna Keseluruhan Logo ini mencerminkan semangat Polda Jawa Barat yang siap siaga 24 jam, bekerja secara bersama (sauyunan) dengan masyarakat untuk menjaga keamanan kampung dan daerahnya (jaga lembur) dengan semangat keberanian, profesionalisme, dan nilai-nilai budaya Sunda” tutur Kabid Humas. Polda Jabar berharap program “Jaga Lembur Sauyunan” semakin mudah dikenali, diterima dan didukung oleh seluruh lapisan masyarakat. Program.ini diharapkan dapat memperkuat peran Polri bersama masyarakat dalam mencegah potensi kerawanan , meningkatkan kepekaan lingkungan serta mempererat hubungan komunikasi antara aparat keamanan dan warga. Bandung 26 Nopember 2025 Dikeluarkan oleh Bid Humas Polda Jabar
Wartawan Berinisial F Klarifikasi: Bantah Ngaku Anggota Jatanras dan Akui Kekeliruan
Surabaya, LiputanJatimBersatu.com. Terkait pemberitaan sebelumnya dengan judul “Catut Nama Jatanras Polda Jatim, Oknum Mengaku Wartawan Kempesi Ban Mobil”, wartawan berinisial F yang terekam dalam video viral akhirnya angkat bicara, Rabu (26/11/2025) sore. Melalui sambungan telepon WhatsApp (WA), F menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mengaku sebagai anggota Jatanras Polda Jawa Timur dan juga tidak meminta untuk direkam saat kejadian berlangsung. “Saya hanya menirukan gaya bicaranya Bang Hell Boy karena menurut saya sangat berkesan dan ikonik. Bukan berarti saya mengaku sebagai anggota Jatanras,” jelasnya. Terkait aksi pengempesan ban mobil pick up yang mengangkut tiang WiFi, F menjelaskan bahwa dirinya bersama beberapa rekan berniat melakukan konfirmasi kepada para pekerja yang diduga memasang tiang WiFi tanpa izin resmi. “Kami ingin melakukan konfirmasi karena ada dugaan kuat pemasangan tiang WiFi itu tanpa izin. Namun para pekerjanya malah kabur dan menyembunyikan kendaraan,” ujarnya. Ia menuturkan, saat melintas di salah satu gang, mobil tersebut ditemukan dalam kondisi ditinggalkan, sementara para pekerja bersembunyi di gang lain. “Karena semakin merasa curiga, terpaksa saya kempesi bannya agar tidak kabur lagi dan bisa dimintai keterangan. Itu sebagai bentuk kontrol sosial,” lanjutnya. Atas video yang kemudian viral, F juga menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada seluruh rekan media. Ia menegaskan tidak memiliki niat untuk mempermalukan profesi wartawan ataupun melanggar kode etik jurnalistik. “Terkait pengempesan ban itu, sejujurnya spontanitas. Karena bukannya menjawab pertanyaan, mereka malah kabur dan itu membuat saya semakin curiga. Sayangnya aksi tersebut direkam rekan saya dan tersebar luas,” ungkapnya. “Dengan kerendahan hati, saya memohon maaf kepada seluruh rekan media di manapun berada. Kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi bagi saya ke depannya,” pungkasnya. Imam
DPW FRIC Jambi Silaturahmi dan Penyerahan Legalitas Ke Diskominfo Provinsi Jambi
Jambi-FRIC Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Fast Respon Indonesia Center Provinsi Jambi melaksanakan penyerahan profil FRIC ke Dinas Kominfo Provinsi Jambi pada Rabu 26 November 2025 , yang mana setelah terlaksana peresmian dan pelantikan di Kantor Pusat FRIC Jl Ciledug Raya Cipulir Kemayoran Lama Jakarta Selatan pada tanggal 18 November 2025 yang diresmikan oleh para Jenderal Mabes Polri Kegiatan didampingi Bendahara FRIC Jambi Basri Andi , kedatangan tim FRIC Jambi disambut langsung Kadis Kominfo Provinsi Jambi Ariansyah ME diruang kerja beliau Ketua FRIC Jambi Dody Candra Hari ini FRIC Jambi menyerahkan surat pemberitahuan dan kemitraan kepada Dinas Kominfo Provinsi Jambi agar terjalin komunikasi, sinergi kemitraan antara FRIC dan Pemerintah Provinsi Jambi Sinergi mengawal Provinsi Jambi kedepannya aman , damai dan kondusif , semoga para Ketua FRIC se Indonesia melaksanakan pemberitahuan dan kemitraan terhadap Instansi dan Institusi diwilayah masing -masing,sesuai arahan Ketua Umum FRIC H.Dian Surahman ” pungkas Ketua Jambi Dody Sementara Kadis Kominfo ” Semoga Sinergi terbangun dengan baik bersama mewujudkan Provinsi Jambi Mantap ” pungkas Ariansyah
Polsek Kenjeran Ungkap Kasus Penipuan dan Penggelapan Sepeda Motor, Dua Pelaku Diamankan
TANJUNG PERAK – Unit Reserse Kriminal Polsek Kenjeran berhasil mengungkap kasus penipuan dan penggelapan sepeda motor di kawasan Kalilom Lor Baru, Surabaya. Dua orang pelaku masing-masing berinisial DR (19) dan ME (22) berhasil diamankan petugas setelah dilakukan serangkaian penyelidikan. Kasus ini berawal ketika korban, didatangi pelaku utama DR yang meminjam sepeda motor miliknya dengan alasan ingin menjemput pacarnya. Namun, setelah sepeda motor diberikan, pelaku tidak lagi dapat dihubungi hingga korban akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kenjeran. Petugas kemudian melakukan penyelidikan hingga pada 23 November 2025, korban bersama anggota Reskrim Polsek Kenjeran menemukan keberadaan pelaku di rumahnya. Kedua pelaku diamankan tanpa perlawanan dan mengakui perbuatannya. Kapolsek Kenjeran Kompol Yuyus Andriastanto melalui Kasi Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak Iptu Suroto menyampaikan bahwa motor hasil kejahatan tersebut telah dijual oleh kedua pelaku. “Pelaku menjual sepeda motor tersebut kepada seseorang yang tidak dikenal di kawasan Sidoyoso seharga Rp 4,5 juta. Uang hasil kejahatan kemudian dihabiskan untuk pesta miras, membeli narkoba jenis sabu, serta bermain judi online,” ujar Iptu Suroto. Iptu Suroto menambahkan, pelaku kedua, ME yang merupakan residivis kasus narkoba pada tahun 2023, mengaku menerima bagian sebesar Rp 200 ribu yang juga telah habis digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Iptu Suroto menegaskan bahwa pihaknya masih melakukan pengembangan untuk memastikan apakah ada pelaku maupun lokasi lain yang terlibat dalam kasus ini. “Unit Reskrim Polsek Kenjeran terus mendalami jaringan maupun TKP lain yang mungkin berhubungan dengan kedua pelaku. Kami berkomitmen memberikan rasa aman kepada masyarakat,” tambah Iptu Suroto. Kedua pelaku kini telah diamankan di Mapolsek Kenjeran untuk proses hukum lebih lanjut. Mereka dijerat dengan Pasal 378 KUHP tentang penipuan dan/atau Pasal 372 KUHP tentang penggelapan.
Kapolri Pimpin Renungan Nilai-Nilai Ksatria Bhayangkara, Komitmen Moral dalam Transformasi Polri
Bogor – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memimpin langsung Renungan Nilai-Nilai Ksatria Bhayangkara, sebuah prosesi sakral yang menjadi rangkaian utama dalam Apel Kasatwil 2025. Kegiatan ini digelar di Mako Satuan Latihan Korbrimob Polri, Cikeas, Kabupaten Bogor, dengan melibatkan seluruh unsur kepemimpinan operasional Polri. Renungan yang berlangsung dalam suasana gelap dan diterangi ribuan obor itu diikuti oleh Pejabat Utama (PJU) Mabes Polri, para Kapolda, para Karo Ops, serta Kapolres dari seluruh Indonesia, total lebih dari 600 peserta sesuai susunan formasi resmi kegiatan. Para peserta membentuk lima lingkaran konsentris mengelilingi api unggun utama, menggambarkan soliditas dan persatuan seluruh jajaran Polri dalam menjaga nilai-nilai integritas. Lingkaran inti diisi oleh PJU Mabes Polri dan Kapolda, disusul Karo Ops, Kapolresta, dan ratusan Kapolres yang mengelilingi titik api dengan khidmat. Memasuki puncak acara, Kapolri memimpin pembacaan Ikrar Ksatria Bhayangkara, sebuah komitmen moral untuk memperkuat arah transformasi Polri. Dengan lantang, Kapolri mengucapkan: “Dengan memohon ridha Tuhan Yang Maha Esa, di bawah panji Merah Putih, di hadapan api perjuangan rakyat Indonesia, Kami, Ksatria Bhayangkara, berikrar… Membangun Polri yang melindungi, Polri yang melayani, Polri yang mengayomi, Polri yang dicintai dan dipercaya masyarakat.” Ikrar tersebut diikuti serempak oleh seluruh Kapolda, Karo Ops, dan Kapolres, menciptakan gema komitmen bersama yang memenuhi area renungan. Kapolri menegaskan bahwa ikrar ini merupakan kompas moral Polri untuk memperkuat integritas dan pelayanan publik. Dalam penutup ikrarnya, Kapolri kembali menekankan tekad kolektif Polri: “Demi seluruh rakyat Indonesia, demi kehormatan Kepolisian Negara Republik Indonesia… Kami berjanji untuk setia pada ikrar kami. Kami tegak, kami siap, kami setia.” Renungan Nilai-Nilai Ksatria Bhayangkara ini dirancang sebagai momen refleksi mendalam, diiringi visual sejarah perjuangan Komjen Pol (P) M. Jasin yang ditampilkan pada layar LED sebagai simbol keberanian moral dan keteguhan prinsip. Seluruh rangkaian menegaskan bahwa Polri memasuki babak baru perubahan yang menempatkan integritas, keberanian moral, dan pelayanan masyarakat sebagai fondasi utama. Acara ditutup dengan Kapolri berjabat tangan dengan seluruh jajaran sebagai peneguhan solidaritas korps dan tekad memperkuat kepercayaan publik. Dengan digelarnya Renungan Nilai-Nilai Ksatria Bhayangkara ini, Polri menegaskan kesiapannya untuk membangun institusi yang bersih, berani, melayani, dicintai, dan dipercaya masyarakat.