Surabaya, LiputanJatimBersatu.com. Ketua RFIC (Pusat Respon Cepat Indonesia) DPW Jawa Timur melontarkan kritik keras terhadap kinerja Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polrestabes Surabaya yang dinilai gagal menghadirkan perlintasan lalu lintas di kawasan Ngaglik, Surabaya, yang kini disebut sebagai salah satu titik paling rawan pelanggaran
Menurut hasil pantauan langsung RFIC di lapangan, pelanggaran lalu lintas di kawasan tersebut terjadi hampir setiap hari dan terkesan dibiarkan tanpa penindakan yang maksimal.
Beberapa bentuk pelanggaran yang paling sering ditemukan antara lain:
Pengendara sepeda motor tidak menggunakan helm
Melawan arus di jam-jam padat
Parkir liar hingga memakan badan jalan
Penggunaan knalpot brong yang mengganggu kenyamanan warga
Pengendara di bawah umur yang bebas berkendara
“Kami turun langsung ke lapangan. Apa yang kami temukan sangat memprihatinkan. Pelanggarannya masif, tapi hampir tidak terlihat kehadiran petugas. Ini menimbulkan pertanyaan besar terkait fungsi pengawasan Satlantas,” tegas Imam Arifin dalam keterangannya kepada media.
Dinilai Ada Pembiaran Sistematis
RFIC menilai kondisi ini tidak bisa lagi disebut sebagai kelalaian biasa, melainkan mengarah pada pembiaran yang terstruktur. Minimnya patroli, jarangnya razia, serta tidak adanya efek jera bagi pelanggar dianggap sebagai indikator lemahnya penegakan hukum.
“Kalau razia nyaris tidak pernah ada, patroli sangat jarang terlihat, maka wajar masyarakat mengira ada pembiaran. Jangan sampai masyarakat berpikir hukum hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas,” tambahnya.
Situasi tersebut, menurut Imam, berpotensi besar meningkatkan angka kecelakaan lalu lintas, serta mengancam keselamatan pengguna jalan lain, khususnya pejalan kaki dan pengendara yang mematuhi aturan.
Desakan Evaluasi Internal dan Peran Kapolrestabes
Dalam pernyataannya, Imam mendesak Kapolrestabes Surabaya untuk segera mengambil langkah tegas dengan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Satlantas.
Beberapa tuntutan RFIC meliputi:
Audit internal terhadap kinerja personel Satlantas
Penambahan personel di titik-titik rawan
Patroli rutin yang terjadwal dan terbuka untuk publik
Penindakan tegas dan transparan terhadap seluruh pelanggaran
“Jangan menunggu korban jatuhan baru bergerak. Polisi seharusnya hadir sebagai pelindung, bukan hanya terlihat saat ada seremonial operasi,” ujar Ketua RFIC.
Warga Mengeluh Kondisi Lalu Lintas Semrawut
Sorotan RFIC juga diperkuat oleh keluhan warga sekitar Ngaglik. Sejumlah warga mengaku resah dengan kondisi lalu lintas yang semrawut, gangguan knalpot brong, hingga ketakutan melintas pada jam-jam tertentu.
Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya menyampaikan:
“Setiap hari ribut suara motor. Banyak yang ugal-ugalan. Kami jarang melihat polisi berjaga di sini.”
Hingga Berita Ini Diturunkan
Sampai berita ini diturunkan, pihak Satlantas Polrestabes Surabaya belum memberikan klarifikasi atau tanggapan resmi atas kritik yang disampaikan RFIC DPW Jawa Timur, meski telah diupayakan konfirmasi oleh awak media.
RFIC menegaskan akan terus mengawali persoalan ini sebagai bentuk fungsi kontrol sosial.
Saniman