Liputan Jatim Bersatu

Jogo Jatim : Polres Madiun Siapkan Personel Tangguh Bencana Hadapi Ancaman Hidrometeorologi

MADIUN – Polres Madiun Polda Jatim menyiapkan puluhan personel tangguh bencana dalam menghadapi ancaman bencana Hidrometeorologi di Jawa Timur khususnya Kabupaten Madiun.   Kapolres Madiun AKBP Kemas Indra Natanegara memimpin pelaksanaan Apel Kesiapan Tanggap Bencana tersebut untuk memastikan seluruh personel dan sarana tanggap bencana siap menghadapi potensi bencana alam di musim pancaroba.   “Apel kesiapan ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan wujud nyata komitmen bersama untuk melindungi dan melayani masyarakat, terutama dalam menghadapi situasi darurat bencana,” tegas AKBP Kemas di Lapangan Tri Brata Mapolres Madiun, Senin (3/11/2025).   Apel tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat dari berbagai instansi, antara lain Wakapolres Madiun Kompol Mukhamad Lutfi, Pasiops Kodim 0803 Madiun, Kasatpol PP Kabupaten Madiun, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Madiun, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun, para Pejabat Utama Polres Madiun, serta para Kapolsek jajaran.   Kapolres Madiun AKBP Kemas Indra Natanegara juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh peserta apel yang hadir dengan penuh semangat dan tanggung jawab.   “Melalui apel ini, kita memastikan bahwa personel, peralatan, dan sarana pendukung berada dalam kondisi siap,” ujarnya.   Dengan kesiapan seluruh personel dan peralatanya, Kapolres Madiun berharap apabila sewaktu-waktu dibutuhkan dapat bergerak cepat, tepat, dan terkoordinasi dalam memberikan perlindungan terbaik bagi masyarakat.   Kapolres Madiun juga menyoroti kondisi cuaca ekstrem di masa pancaroba yang meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang, dan tanah longsor.   Ia menyebutkan bahwa beberapa wilayah di Kabupaten Madiun telah terdampak bencana, antara lain banjir di Pilangkenceng, Saradan, Wonoasri, Balerejo, dan Wungu; tanah longsor di wilayah Kare, Dagangan, serta Gemarang; serta angin puting beliung yang melanda Pilangkenceng, Mejayan, dan Wonoasri.   Menanggapi kondisi tersebut, Kapolres Madiun menekankan pentingnya sinergitas antarinstansi dalam memperkuat sistem tanggap darurat.   “Perkuat koordinasi, pastikan informasi dan peringatan dini tersampaikan cepat dan tepat,” tegasnya.   Ia juga meminta seluruh personel meningkatkan kemampuan, menyiapkan sarana dan prasarana pendukung, serta memberikan edukasi kepada masyarakat agar siap menghadapi bencana.   “Ingat, kekuatan Kabupaten Madiun tidak hanya terletak pada instansi dan perlengkapannya, tetapi juga pada semangat gotong royong, kepedulian, dan kebersamaan seluruh masyarakat,”pungkasnya. (*)   Dengan kesiapan dan kebersamaan ini diharapkan mampu menghadapi segala tantangan bencana yang mungkin terjadi.

Kapolresta Sidoarjo Cek SPPG, Pastikan MBG Sesuai Standar Gizi

SIDOARJO – Kapolresta Sidoarjo Kombes. Pol. Christian Tobing mengecek langsung proses pengolahan menu yang disiapkan untuk Makan Bergizi Gratis (MBG) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polresta Sidoarjo, di Sentra Porong, Selasa (4/11/2025).   Penyediaan MBG di wilayah Kabupaten Sidoarjo dijamin aman dan memenuhi standar gizi.   Kapolresta Sidoarjo menegaskan semua proses pengolahan menu makanan melalui pengawasan ketat pihaknya, bersama Yayasan Kemala Bhayangkari Sidoarjo dan tim ahli gizi.   “Pengecekan dan pengawasan terus kami lakukan untuk memastikan MBG benar – benar hieginis,” tegas Kombes Tobing.   Ia mengatakan dalam pengawasab SPPG Polresta Sidoarjo Polda Jatim juga melibatkan ahli gizi.   “Ini untuk memastikan menu yang disiapkan untuk program Makan Bergizi Gratis telah memenuhi standar, steril dan menyehatkan untuk dikonsumsi,”terang Kombes. Pol. Christian Tobing.   Ia juga mengapresiasi kerja keras seluruh tim yang terlibat di dalam SPPG Polresta Sidoarjo, termasuk dalam penyediaan menu yang bervariasi setiap harinya.   Keberadaan SPPG ini menjadi bagian dari upaya Polresta Sidoarjo Polda Jatim, untuk mendukung pemenuhan kebutuhan gizi bagi anak-anak usia sekolah, sekaligus memperkuat peran Polri dalam mensukseskan program-program Pemerintah.   Menurutnya Polresta Sidoarjo Polda Jatim tidak hanya berperan dalam menjaga keamanan pelaksanaan program MBG tersebut, tetapi juga ikut berkontribusi dalam aspek sosial dan kemanusiaan melalui pengelolaan serta pendampingan kegiatan pemenuhan gizi bagi masyarakat.   “Kami ingin memastikan dan menjamin rasa aman masyarakat, dalam hal ini kegunaan MBG bagi para pelajar benar-benar tepat sasaran dan bermanfaat,”pungkasnya.

Latja Diktuk Bintara Polri 2025 di Polres Gresik 50 Siswa Siap Terjun Layani Masyarakat

GRESIK – Sebanyak 50 siswa Pendidikan Pembentukan (Diktuk) Bintara Polri Tahun Anggaran 2025 SPN Polda Jatim resmi memulai kegiatan Latihan Kerja (Latja) di wilayah hukum Polres Gresik.   Latja ini akan berlangsung selama enam hari, mulai 3 hingga 8 November 2025, dan diawali dengan Apel Penyambutan dan Pembukaan yang digelar di halaman Mapolres Gresik, Senin (3/11/2025).   Apel pembukaan dipimpin langsung oleh Kapolres Gresik, AKBP Rovan Richard Mahenu, dan dihadiri oleh para pejabat utama, para Kapolsek jajaran, perwira, bintara, ASN Polres Gresik, serta personel pendukung lainnya.   Momen penting apel ditandai dengan penyematan pita latihan kerja kepada perwakilan siswa, sebagai simbol dimulainya tahap akhir pendidikan tersebut.   Dalam amanatnya, Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu menegaskan bahwa kegiatan Latja merupakan fase penting sebelum para siswa resmi dilantik menjadi anggota Polri.   “Latihan kerja ini adalah bagian dari rangkaian program pendidikan Polri Tahun Anggaran 2025, sekaligus menjadi tahap pembulatan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama pendidikan,” ujar Kapolres Gresik.   Selama kegiatan, para siswa akan memperoleh pengalaman langsung di lapangan pada berbagai fungsi teknis kepolisian seperti Reskrim, Intelkam, Binmas, Samapta, dan Lalu Lintas.   Melalui praktik tersebut, mereka diharapkan semakin siap menjadi anggota Polri yang profesional, humanis, dan berlandaskan semangat PRESISI (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan).   Kepada para peserta latihan, Kapolres menekankan pentingnya disiplin, tanggung jawab, serta semangat belajar di setiap penugasan.   “Jalani latihan dengan sungguh-sungguh, bersikap kritis, dan selalu patuhi aturan serta SOP yang berlaku,” pesan AKBP Rovan.   Sementara kepada para pendamping dan mentor, ia berpesan agar memberikan bimbingan dan pengawasan maksimal, sekaligus menjadi teladan dalam sikap dan profesionalisme.   Mengakhiri amanatnya, Kapolres Gresik secara resmi membuka kegiatan Latja dengan penuh keyakinan.   “Dengan semangat pengabdian, kegiatan Latihan Kerja Siswa Diktuk Bintara Polri Tahun Anggaran 2025 di Polres Gresik secara resmi saya nyatakan dibuka,” tegasnya.   Penempatan 50 siswa SPN Polda Jatim di Polres Gresik menjadi bentuk kepercayaan lembaga pendidikan Polri terhadap kemampuan jajaran Polres Gresik dalam membina calon Bhayangkara muda.   Diharapkan, kehadiran mereka dapat membawa semangat baru dalam pelayanan masyarakat, serta memperkuat sinergi Polri dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban di wilayah Gresik.

Bareskrim Polri Tindak Tambang Pasir Ilegal di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi

Magelang – Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri bersama Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Polresta Magelang, serta instansi terkait lainnya, menindak tegas aktivitas penambangan pasir ilegal yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (3/11).   Penindakan ini dilakukan setelah adanya laporan masyarakat dan informasi dari berbagai kementerian dan lembaga terkait yang mengungkap aktivitas tambang tanpa izin di kawasan konservasi tersebut. Berdasarkan hasil penyelidikan, ditemukan sekitar 36 titik lokasi tambang pasir ilegal dan 39 depo pasir yang tersebar di lima kecamatan, yaitu Srumbung, Salam, Muntilan, Mungkid, dan Sawangan.   Dalam operasi bersama ini, petugas menindak lokasi penambangan ilegal di Alur Sungai Batang, Desa Ngablak, Kecamatan Srumbung, serta depo pasir di Tejowarno, Tamanagung, Muntilan, Kabupaten Magelang. Dari hasil pemeriksaan Tim Ahli Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah dan Balai TNGM, diketahui lokasi tersebut tidak memiliki izin usaha pertambangan dan berada di dalam kawasan taman nasional.   Sebagai bagian dari proses penyidikan, penyidik menyita enam unit excavator dan empat unit dumptruck dari lokasi. Aktivitas tambang tersebut diketahui telah beroperasi sekitar 1,5 tahun dengan luas bukaan lahan 6,5 hektar, serta nilai transaksi keuangan yang mencapai Rp48 miliar. Jika dihitung dari seluruh aktivitas tambang ilegal di wilayah Kabupaten Magelang dalam dua tahun terakhir, total nilai transaksi diperkirakan mencapai Rp3 triliun.   Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Pol. Moh. Irhamni menegaskan bahwa penambangan pasir ilegal di kawasan konservasi tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga mengancam keberlanjutan lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar.   “Aktivitas tambang pasir ilegal di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi menimbulkan kerugian besar bagi negara dan merusak ekosistem yang seharusnya dilindungi. Kami tidak hanya menindak pelaku di lapangan, tetapi juga menelusuri jaringan yang terlibat dari hulu hingga hilir,” ujar Brigjen Pol. Moh. Irhamni.   Ia menambahkan bahwa penegakan hukum dilakukan secara tegas namun tetap mengedepankan sinergi lintas lembaga untuk mencari solusi jangka panjang.   “Kami berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah guna menyusun langkah-langkah solutif serta program pemulihan bagi masyarakat. Penertiban ini bukan semata penindakan, tapi juga untuk memastikan kelestarian alam terjaga dan kekayaan negara dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat,” imbuhnya.   Brigjen Irhamni juga mengapresiasi dukungan masyarakat dan tokoh lokal yang aktif memberikan informasi terkait aktivitas tambang ilegal di wilayahnya.

Patroli Gabungan Polres Sumenep Cegah Balap Liar 42 motor Tidak Sesuai Spektek Diamankan

SUMENEP – Jajaran Polres Sumenep Polda Jatim kembali menggelar patroli gabungan skala besar dalam rangka mencegah aksi balap liar yang meresahkan masyarakat, Sabtu hingga Minggu (1–2 November 2025).   Kegiatan ini merupakan bagian dari KRYD (Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan) dengan melibatkan personel Satlantas dan Sat Samapta Polres Sumenep Polda Jatim.   Patroli berlangsung mulai pukul 24.00 WIB hingga 07.30 WIB dengan menyasar sejumlah titik rawan balap liar, seperti Jalan DR. Cipto, Lingkar Timur, Jalan Raung, Lingkar Utara, Lingkar Barat, area Bandar Udara Trunojoyo, Jalan Raya Sumenep–Pamekasan, Jalan Raya Patihan Lenteng, hingga arah Kalianget dan Parenduan.   Dalam kegiatan tersebut, petugas melakukan pemantauan dan penindakan terhadap kendaraan yang diduga kuat digunakan untuk aksi balap liar.   Hasilnya, sebanyak 42 unit sepeda motor diamankan karena tidak dilengkapi surat-surat dan tidak sesuai sepesifikasi teknik (Spektek) dengan menggunakan knalpot bising.   Kasat Lantas Polres Sumenep AKP Ninit Titis Dewiyani, S.E yang memimpin langsung jalannya operasi mengatakan, tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat pengguna jalan.   “Kegiatan ini juga untuk menekan potensi kecelakaan lalu lintas akibat balap liar,” kata AKP Ninit didampingi personel Sat Samapta.   Selain patroli, petugas juga melakukan penyekatan di beberapa area yang kerap dijadikan lintasan balap oleh kelompok remaja.   Sementara itu, Kapolres Sumenep,AKBP Rivanda mengatakan bahwa Polres Sumenep Polda Jatim tidak akan memberikan toleransi terhadap aksi balap liar yang membahayakan keselamatan publik.   Ia menegaskan Polres Sumenep Polda Jatim berkomitmen menciptakan situasi kamtibmas dan kamseltibcar lantas yang kondusif.   “Penindakan ini bukan semata-mata penegakan hukum, tetapi juga upaya menyelamatkan nyawa pengguna jalan, termasuk pelaku balap liar itu sendiri,” ujar AKBP Rivanda.   Ia juga menegaskan bahwa patroli gabungan akan terus dilakukan secara berkala, terutama pada malam Minggu dan titik yang kerap menjadi lokasi aduan masyarakat.   “Kami mengimbau orang tua untuk ikut mengawasi anak-anaknya agar tidak terlibat dalam aksi yang membahayakan diri sendiri dan orang lain,” tambahnya.   Selama kegiatan berlangsung, situasi berjalan aman dan kondusif.   Kendaraan yang diamankan saat ini berada di Satlantas Polres Sumenep untuk proses lebih lanjut.

Polres Batu Terjunkan Puluhan Personel Tangani Longsor di Ngantang, Akses Malang – Blitar Kembali Lancar

KOTA BATU– Akibat longsor pada Minggu (2/11) malam, Akses Jalan Kabupaten Malang menuju Blitar di wilayah Kecamatan Ngantang sempat lumpuh.   Puluhan personel gabungan Polres Batu Polda Jawa Timur dikerahkan untuk membersihkan material longsor berupa batu dan lumpur menimbun badan jalan.   Kapolres Batu, AKBP Andi Yudha Pranata melalui Kabag Ops Polres Batu Kompol Anton Wibowo mengatakan,bencana terjadi sekitar pukul 22.30 WIB di kawasan Kampung Sumantoro, Dusun Sekar, Desa Sidodadi, Kecamatan Ngantang itu akibat hujan deras disertai angin.   “Longsor diduga kuat dipicu oleh curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut selama kurang lebih 10 jam, mulai pukul 10.00 hingga 20.00 WIB,” ujar Kompol Anton di lokasi longsor, Senin (3/11).   Material longsor yang menutupi total badan jalan memiliki dimensi yang cukup besar, dengan panjang diperkirakan mencapai 50 meter, tinggi 25 meter, dan ketebalan material mencapai 2 meter.   Bencana tersebut juga menyebabkan kerugian material berupa tiang listrik yang ikut terbawa longsoran.   “Saat ini upaya pembersihan kami lakukan bersama BPBD,” ujarnya.   Operasi pembersihan ini kata Kompol Anton melibatkan personel dari Samapta, Satlantas, dan personel Polsek Ngantang, perangkat Desa Sidodadi serta partisipasi aktif dari Warga Desa Sidodadi, Dusun Sekar.   “Kami bersyukur tidak terdapat korban jiwa dalam peristiwa ini. Prioritas utama kami adalah membuka kembali akses jalan secepat mungkin untuk kelancaran mobilitas warga dan logistik,” ujar Kompol Anton Wibowo.   Dengan semangat kebersamaan dan kerja keras tim gabungan, pembersihan material longsor terus diupayakan menggunakan alat berat maupun secara manual.   “Saat ini jalur vital Malang-Blitar sudah pulih dan dapat dilalui kendaraan,”pungkasnya.

Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Polrestabes Surabaya Gelar Apel Kesiapsiagaan 

Surabaya — Dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang kerap melanda di musim penghujan, Polrestabes Surabaya mengambil langkah proaktif dengan menggelar apel kesiapsiagaan pasukan di halaman Mapolrestabes Surabaya pada Selasa (4/11) pagi.   Kegiatan ini diikuti oleh ratusan personel dari berbagai unsur, baik dari Polri, TNI, maupun Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Surabaya.   Kabag OPS Polrestabes Surabaya AKBP Wibowo, S.I.K., M.H menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan wujud nyata dari sinergi lintas instansi dalam menjaga keselamatan dan keamanan masyarakat.   “Apel ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah langkah koordinasi dan kesiapsiagaan bersama antara Polri, TNI, dan seluruh OPD. Kami ingin memastikan bahwa penanganan bencana adalah tanggung jawab kita bersama,” ujar AKBP Wibowo.   AKBP Wibowo menambahkan, kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi tidak hanya menjadi tugas aparat kepolisian, tetapi merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat dan pemerintah daerah.   “Antisipasi bencana bukan hanya tanggung jawab Polri saja, melainkan seluruh OPD di Kota Surabaya. Harapannya, ketika terjadi situasi darurat, kita semua sudah siap untuk bergerak cepat dalam menanggulangi dan memitigasi dampaknya,” tuturnya.   Apel gelar pasukan ini melibatkan sekitar 430 personel gabungan yang terdiri dari Polri, TNI, serta perwakilan dari berbagai OPD Surabaya, seperti BPBD, Dinas Perhubungan, Dinas Kebakaran dan Penyelamatan, serta Satpol PP.   Keterlibatan lintas sektor ini menjadi bukti kuat bahwa mitigasi bencana memerlukan kolaborasi menyeluruh agar masyarakat dapat terlindungi secara optimal.   Melalui kegiatan ini, Polrestabes Surabaya menegaskan komitmennya dalam membangun sistem tanggap darurat yang tangguh, responsif, dan terintegrasi.   Selain memastikan kesiapan personel, apel ini juga menjadi momentum untuk memperkuat koordinasi antarinstansi dalam menghadapi berbagai kemungkinan bencana yang dapat terjadi di musim penghujan, seperti banjir, tanah longsor, maupun angin kencang.   “Dengan sinergi dan kesiapan semua pihak, kami optimistis penanganan bencana di Surabaya dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan efisien,” tutup AKBP Wibowo.

Kapolda Jabar Raih Gelar Doktor Lewat Disertasi “Cerita dari Mesuji”, Paparkan Kondisi Polisi di Tengah Konflik

Kapolda Jabar, Irjen Rudi Setiawan menjalani sidang disertasi berjudul ‘Cerita dari Mesuji: Studi Fenomeno logi tentang Menjadi Polisi di Daerah Konflik’ di Universitas Airlangga, Senin (3/11/2025). Irjen Rudi Setiawan dengan penuh percaya diri di hadapan para penguji yang hadir demi menyabet gelar doktor memaparkan tentang menjadi polisi yang profesional, bertanggung jawab, dan berintegritas di wilayah yang penuh masalah, kekerasan masyarakatnya meluas dan melembaga, hingga keberadaan polisi tak pernah diterima sepenuhnya.   Menurut Irjen Rudi, Mesuji merupakan nama yang bagi sebagian orang mungkin sekedar sebuah lokasi geografis di perbatasan Lampung dan Sumatera Selatan. Tetapi, bagi sebagian lain, Mesuji adalah ruang eksistensial di mana konflik agraria, trauma sejarah, dan pergumulan identitas sosial bersinggungan dalam keseharian dengan polisi dan warga.   Dia pun mencoba mengajak menelusuri fenomena menjadi polisi di sana lewat kacamata fenomenologi Edmund Husserl, yang mana bukan sekedar untuk memahami polisi sebagai profesi, melainkan sebagai kesadaran yang mengalami dunia hidupnya dalam situasi sosial yang kompleks dan penuh paradoks lebenswelt.   “Lebenswelt ini konsep dalam bahasa Jerman diterjemahkan sebagai lifeworld dalam bahasa Inggris atau dunia kehidupan dalam bahasa Indonesia yang merujuk pada dunia pengalaman hidup sehari-hari yang diterima begitu saja, apa adanya, oleh individu,” ujarnya   Dia juga menambahkan, fenomenologi Edmund Husserl berangkat dari upaya kembali ke hal-hal itu sendiri alias back to the things themselves. Artinya, memahami pengalaman hakiki atau otentik sebagaimana dialami oleh subjek, tanpa prasangka, tanpa reduksi sosiologis atau psikologis yang terburu-buru.   “Dalam konteks Mesuji, dunia hidup polisi bukan semata dunia institusi, peraturan, atau hirarki. Mesuji adalah dunia konkret tempat mereka, para polisi, bangun pagi dengan kesadaran bahwa di luar pagar rumahnya, ada masyarakat yang mungkin melihatnya bukan sebagai pelindung, tapi sebagai bagian dari kekuasaan yang jauh, angkuh, berjarak, dan gagal memahami warga asli Mesuji sebagai entitas yang memiliki identitas partikular dengan kehormatan diri dan martabat,” ujarnya   Irjen Rudi juga dalam disertasinya menunjukkan polisi di Mesuji hidup di antara dua tarikan besar, yakni sebagai penegak hukum, simbol negara, dan pelaksana aturan di satu sisi dan di sisi lain sebagai individu yang bergulat dengan rasa sepi, terancam, ketakutan, keterbatasan sarana, tak terdukung, dan dilema moral dalam menghadapi masyarakat yang sering lebih percaya pada kekerasan daripada hukum.   “Kesadaran Polisi di Mesuji, mengarah pada masyarakat yang terbelah secara sosial sering atas dasar etnis dan klas sosial, pada klaim atas lahan yang diperebutkan oleh banyak pihak, pada para preman dan jaringan pengedar narkoba dan senjata api rakitan, para korporasi besar yang menguasai lahan, dan di antara yang lain pada sarana dan dukungan yang serba terbatas, serta sesekali pada kehilangan rasa aman di tengah ketegangan yang tak kunjung usai,” katanya.   Lebih lanjut, Irjen Rudi menyampaikan dalam perspektif fenomenologi, identitas bukan atribut tetap, melainkan konstruksi kesadaran yang terus berubah melalui interaksi dan refleksi diri.   “Tak ada yang tetap dalam identitas personal, identitas profesional, dan identitas sosial polisi yang menjalani hidup di Mesuji. Identitas personal polisi Mesuji tumbuh dari pengalaman keseharian yang sering penuh ambiguitas: di antara panggilan moral dan tekanan struktural; di antara rasa ingin melayani dan rasa ditolak, tak dipercaya, dan tak berdaya.   Dalam diam di Mesuji yang terpencil itu, identitas personal polisi bukanlah seragam atau pangkat, melainkan rasa tanggung jawab yang mengakar pada pengalaman batin: ‘saya ada karena tugas, tetapi tugas itu juga menguji siapa saya sebenarnya’,” katanya.   Sementara itu, identitas profesionalnya Irjen Rudi menyebut dibentuk oleh norma institusional: aturan, pelatihan, dan etika kepolisian. Namun di Mesuji, norma itu sering harus diterjemahkan secara kontekstual.   Sedangkan identitas sosial polisi di Mesuji, terbangun dalam relasi yang penuh ketegangan dengan masyarakat. Polisi di Mesuji bukan hanya representasi negara, tetapi juga figur ambivalen kadang dilihat sebagai pelindung, kadang sebagai penjaga kepentingan entitas luar, entitas asing.   “Ketika seorang polisi berhadapan dengan seorang warga asli Mesuji Wong Tobo yang menggantungkan hidupnya pada sebidang tanah yang dianggap “milik negara”, dia sesungguhnya berhadapan dengan cermin dirinya sendiri. Dalam momen itu, dunia hidupnya menampakkan wajah paling jujur dari realitas sosial di Indonesia: ketimpangan, alienasi, dan pencarian rumit tentang legitimasi moral,” katanya.   Bandung 3 Nopember 2025   Dikeluarkan oleh Bid Humas Polda Jabar

Bareskrim Polri Tindak Tambang Pasir Ilegal di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi

Magelang – Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri bersama Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, Polresta Magelang, serta instansi terkait lainnya, menindak tegas aktivitas penambangan pasir ilegal yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (3/11).   Penindakan ini dilakukan setelah adanya laporan masyarakat dan informasi dari berbagai kementerian dan lembaga terkait yang mengungkap aktivitas tambang tanpa izin di kawasan konservasi tersebut. Berdasarkan hasil penyelidikan, ditemukan sekitar 36 titik lokasi tambang pasir ilegal dan 39 depo pasir yang tersebar di lima kecamatan, yaitu Srumbung, Salam, Muntilan, Mungkid, dan Sawangan.   Dalam operasi bersama ini, petugas menindak lokasi penambangan ilegal di Alur Sungai Batang, Desa Ngablak, Kecamatan Srumbung, serta depo pasir di Tejowarno, Tamanagung, Muntilan, Kabupaten Magelang. Dari hasil pemeriksaan Tim Ahli Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah dan Balai TNGM, diketahui lokasi tersebut tidak memiliki izin usaha pertambangan dan berada di dalam kawasan taman nasional.   Sebagai bagian dari proses penyidikan, penyidik menyita enam unit excavator dan empat unit dumptruck dari lokasi. Aktivitas tambang tersebut diketahui telah beroperasi sekitar 1,5 tahun dengan luas bukaan lahan 6,5 hektar, serta nilai transaksi keuangan yang mencapai Rp48 miliar. Jika dihitung dari seluruh aktivitas tambang ilegal di wilayah Kabupaten Magelang dalam dua tahun terakhir, total nilai transaksi diperkirakan mencapai Rp3 triliun.   Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Pol. Moh. Irhamni menegaskan bahwa penambangan pasir ilegal di kawasan konservasi tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga mengancam keberlanjutan lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar.   “Aktivitas tambang pasir ilegal di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi menimbulkan kerugian besar bagi negara dan merusak ekosistem yang seharusnya dilindungi. Kami tidak hanya menindak pelaku di lapangan, tetapi juga menelusuri jaringan yang terlibat dari hulu hingga hilir,” ujar Brigjen Pol. Moh. Irhamni.   Ia menambahkan bahwa penegakan hukum dilakukan secara tegas namun tetap mengedepankan sinergi lintas lembaga untuk mencari solusi jangka panjang.   “Kami berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah guna menyusun langkah-langkah solutif serta program pemulihan bagi masyarakat. Penertiban ini bukan semata penindakan, tapi juga untuk memastikan kelestarian alam terjaga dan kekayaan negara dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat,” imbuhnya.   Brigjen Irhamni juga mengapresiasi dukungan masyarakat dan tokoh lokal yang aktif memberikan informasi terkait aktivitas tambang ilegal di wilayahnya.

Viral Pria Bersenjata Tajam Serang Pegawai Minimarket di Indramayu, Polisi Gerak Cepat Ungkap Kasus

Jabar – LiputanJatimBersatu,com. Sebuah rekaman CCTV memperlihatkan aksi brutal seorang pria bersenjatakan golok menyerang pegawai minimarket di Alfamart Karangasem, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, viral di media sosial.   Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol. Hendra Rochmawan S.I.K., M.H mengatakan bahwa Dalam video tersebut, tampak pelaku mengamuk di area kasir hingga menyebabkan sejumlah barang dagangan berserakan. Peristiwa itu terjadi Jumat (31/10/2025) malam sekitar pukul 20.30 WIB.   Berdasarkan Laporan Polisi Nomor LP/B/21/XI/2025/SPKT/Polsek Terisi/Polres Indramayu/Polda Jabar, pelaku berinisial K.A (39), warga Desa Karangasem, Kecamatan Terisi.   Kapolres Indramayu AKBP Mochamad Fajar Gemilang membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia menyebut pihaknya bergerak cepat begitu menerima laporan dari korban yang merupakan pegawai minimarket.   Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa peristiwa bermula saat korban mengantarkan obeng ke konter milik warga yang berada di depan Alfamart.   Saat itu korban dihampiri oleh pelaku K.A dengan berbicara “Maksude Priwen (Maksudnya bagaimana)” dijawab oleh korban “kita mah emong motor diselangi bae kuh karena nyelang kuh sue payah ngebaliknane (Saya tidak mau motor di pinjam terus, karena mengembalikannya lama)”.   Karena pelaku tidak terima akhirnya pelaku cekcok dan menjambak rambut korban dan pada saat bersamaan korban menangkis dengan tangan kanan setelah itu dipisah oleh kakaknya pelaku, namun pelaku berusaha menyerang lagi dengan pukulan tangan kanan mengenai mata sebela kiri korban setelah itu dilerai kembali oleh kakak pelaku setelah itu akhirnya bubar dan pelaku mengancam korban dengan kata kata “Mati Sira (Mati Kamu)”.   Berselang lima menit kemudian, pelaku datang lagi ke dalam Alfamart dengan membawa senjata tajam jenis golok untuk mencari korban. Upaya penyerangan itu sempat dilerai oleh warga, namun pelaku tetap berusaha menyerang hingga rak rokok di area kasir roboh dan menimpa korban serta kasir kainnya. Barang-barang di dalam toko pun berjatuhan dan mengalami kerusakan.   Akibat peristiwa tersebut, korban dan pihak Alfamart mengalami kerugian material yang ditaksir mencapai Rp48.616.574.   “Kami menerima laporan dan langsung melakukan tindakan cepat. Pelaku berikut barang bukti berupa satu unit rak rokok beserta isinya sudah kami amankan,” ujarnya, Selasa (4/11/2025)   Setelah menerima laporan, lanjut Kapolsek, Unit Reskrim Polsek Terisi segera melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan pelaku berinisial K.A.   Dari hasil interogasi, pelaku mengakui seluruh perbuatannya. Pelaku kini diamankan untuk proses penyidikan lebih lanjut guna mempertanggung jawabkan perbuatannya.   Bandung, 4 November 2025   Dikeluarkan oleh Bid Humas Polda Jabar